REFLEKS TANGAN KETIKA
MENYENTUH
BENDA PANAS
Mengapa
ketika kulit kita terkena benda panas kita merasa sakit ? hal ini demikian karena
reseptor rasa sakit (pain receptor)
pada manusia merupakan kelompok dendrit telanjang pada epidermis kulit yang
disebut nosiseptor (nociceptor). Rasa
sakit merupakan salah satu sensasi yang paling penting karena stimulus
diterjemahkan menjadi reaksi negatif, seperti penarikan diri dari bahaya. Ketika
kulit kita terkena benda panas dengan spontan kita akan menghindar dari benda
tersebut. Aktivitas tubuh kita pada saat menghindar dari benda tersebut disebut
dengan refleks.
Refleks
merupakan respon yang tidak berubah
terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak, atau dapat dikatakan
bahwa refleks merupakan
respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar. Respon tersebut
akan diterima oleh otak dimana otak manusia bertugas untuk memerintah alat
tubuh yang lain, sehingga perintah oleh otak akan disalurkan keseluruh saraf tubuh kita. Jalur saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas
refleks dikenal dengan lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat
indera, serta saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat disusunan saraf
pusat atau diganglion simpatis, saraf everon dan efektor. Refleks atau respon
yang terjadi pada anggota tubuh ketika sesuatu atau rangsangan mengenainya maka
dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh seseorang. Sinyal berupa
rangsangan diambil oleh reseptor sensorik dan dikirim ke sumsum tulang belakang
dan otak, tempat terjadinya pemrosesan yang menghasilkan sinyal dikirim kembali
ke sumsum tulang belakang dan kemudian ke neuron motorik.
Seperti
refleks tangan atau respon tangan ketika tersentuh benda panas, tanpa sadar
ketika jari tangan menyentuh api pada lilin yang menyala, maka
dengan spontan tangan akan mengalami refleks penarikan dimana tangan akan
tertarik kebelakang ataupun keatas. Hal ini menunjukkan bahwa jalur saraf
berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks (lengkung refleks). Lengkung
refleks ini dimulai dari masukan sensoris dan berakhir dengan luaran motorik,
yang melewati serangkaian neuron ditengahnya. Sirkuit dimulai dengan reseptor
sensoris kulit yang teraktivasi oleh kadar panas yang membahayakan. Sebuah
jenis struktur molekuler khusus melekat
pada membran menyebabkan panas untuk mengubah medan listrik disepanjang
membran.
Jika
perubahan pada potensial elektrik cukup besar, maka akan membangkitka potensial
aksi yang ditransmisikan sepanjang akson sel reseptor, menuju sumsum tulang
belakang. Disana akson akan membuat kontak sinaptik eksitatori dengan sel lain,
beberapa dari antaranya memproyeksikan (mengirim keluaran aksonal) ke regio
yang sama dari sumsum tulang belakang, dan yang lain memproyeksikan kedalam
otak.
Satu
sasaran adalah serangkaian interneuron yang memproyeksikan ke neuron motorik
untuk mengontrol otot lengan. Interneuron mengeksitasi neuron motorik, dan jika
eksitasi cukup kuat beberapa dari neuron motorik menghasilkan potensial aksi,
yang berjalan sepanjang akson ketitik dimana mereka membuat kontak sinaptik
eksitatori dengan sel otot. Sinyal eksitori memicu kontraksi sel otot, yang
menyebabkan sudut sendi dalam lengan berubah menarik lengan menjauh dari api
lilin.
Selain
reflek tangan yang dengan spontan menjauh dari api lilin, keadaan ini juga
mempengaruhi sel saraf optik. Ketika tangan kita tersentuh api lilin, maka
tanpa sadar mata kita akan tertuju ke tangan. Dalam keadaan ini benda atau
cahaya yang kita lihat akan jatuh pada retina mata. Pengolahan informasi visual
akan dimulai dari retina itu sendiri. Dalam hal ini reflek kornea akan terjadi,
dimana tanpa sadar kelopak mata akan berkedip yang diperoleh oleh stimulus dari
kornea. Susunan neuron dalam retina, saraf optik dan kiasma optik, maka sisi
kanan otak dapat menerima informasi sensoris mengenai benda dimedan visual kiri
(warna hitam). Sementara sisi kiri otak menerima informasi dari medan visual
kanan (warna kelabu). Masing-masing saraf optik mengandung sekitar sejuta akson
yang bersinapsis dengan interneuron pada nukleas genikulata lateral.
Akson
sel batang dan sel kerucut bersinopsis dengan sel yang disebut sel bipolar,
yang selanjutnya bersinopsis dengan sel ganglion. Akson sel ganglion membentuk
saraf optik yang menghantarkan sensasi dari mata ke otak. Saraf optik dari
kedua mata bertemu pada kiasma optik (optic
ciasma) didekat pusat dasar korteks serebral. Sebagian akson sel ganglion
menuju kenukleus genikulata lateral (lateral
geniculate nucleas) talamus. Neuron nukleus genikulata lateral terus
kebelakang sampai ke korteks visual primer (primary visual cortex) dilobus
occipitalis serebrum. Informasi pada medan visual diproyeksikan disepanjang
neuron ke korteks visual sesuai posisinya pada retina.